Pengidap HIV/AIDS Tertinggi Kalangan Ibu Rumah Tangga

Jumat, 12 November 2010

Pengidap penyakit menular HIV/AIDS di Kota Surabaya berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya diketahui paling tinggi dialami kalangan ibu rumah tangga.

Kepala Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes Kota Surabaya, Ponco Nugroho, Kamis, mengatakan, berdasarkan data yang dihimpun petugas Dinkes Surabaya, sampai bulan Juni 2010 penderita HIV/ AIDS di Surabaya mencapai 220 orang.

"Angka tersebut terus bertambah, dan sampai September 2010 menjadi 547 orang. Dari jumlah tersebut sedikitnya 16 pengidap telah meninggal dunia," katanya.

Menurut dia, angka pengidap HIV/AIDS di Surabaya tersebut saat ini bukan lagi didominasi oleh para pekerja seks komersial (PSK), melainkan justru berasal dari kalangan ibu rumah tangga.

Selama tahun 2010, pengidap HIV/AIDS dari kalangan ibu rumah tangga sebanyak 70 orang dengan rincian 39 orang di antaranya terinfeksi virus HIV dan 31 orang lainnya dinyatakan positif AIDS.

Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, angka tersebut mengalami peningkatan. Sebab pada tahun 2009, kalangan ibu rumah tangga yang terjangkit HIV/AIDS hanya 63 orang.

"Tapi kita belum bisa menyebutkan jumlahnya naik karena tahun 2010 belum habis," katanya.

Kemudian, terbanyak kedua pengidap HIV/AIDS berasal dari kalangan PSK, yakni dengan 63 penderita dengan rincian 60 PSK baru terinfeksi dan 3 sisinya dinyatakan positif HIV.

Selain para PSK dan ibu rumah tangga, virus mematikan tersebut juga sudah menjangkiti kalangan TNI / POLRI, mahasiswa, wiraswasta dan paramedis.

Di Surabaya tercatat ada 13 anggota TNI/POLRI yang mengidap HIV/AIDS, dimana empat di antaranya telah positif AIDS. Lalu, dari kalangan Pegawai Negeri Sipil (PNS) ada tiga orang dinyatakan terjangkit HIV/AIDS, dan sembilan orang penderita lainnya dari kalangan mahasiswa.

Ponco menjelaskan, semakin tingginya jumlah pengidap HIV/AIDS yang terdeteksi tidak lepas dari kesadaran masyarakat sendiri. Sekarang ini minat masyarakat yang mengunjungi "Vlontare Conseling and Testing" (VCT) di tiga puskesmas kecamatan untuk pendeteksian dini semakin tinggi.

"Ini juga keberhasilan petugas dalam melakukan deteksi dini," ujarnya.

Terkait masalah penularan, banyak faktor yang menyebabkan penularan HIV/AIDS. Namun, yang paling dominan adalah perilaku masyarakat sendiri yang sering berganti-ganti pasangan dan pemakaian narkoba. "Kedua faktor itu merupakan faktor utama terjangkitnya virus," katanya.

Sumber : Antara

0 komentar:

 
 
 

Silahkan bergabung menjadi teman kami

Lowongan Kerja

Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.

Domain Gratis